|
LAPORAN
PRAKTIKUM PLTS MINGGU 2
INVERTER
A. PERCOBAAN
PEMBANGKIT SINYAL
1. TUJUAN
1.1.Mahasiswa
dapat memahami prinsip kerja inverter
1.2.Mahasiswa
dapat memahami prinsi kerja Filter pasif
2. TEORI
DASAR
Inverter
adalah sebuah rangkaian elektrinika daya yang digunakan untuk mengubah arus
listrik Direct Current (DC) menjadi arus Alternatif Current (AC). AC dapat dikonversi
pada setiap tegangan
yang diperlukan dan frekuensi dengan menggunakan
transformator yang tepat, switching, dan sirkuit
kontrol.
Gambar IC NE555
IC NE555
yang mempunyai 8 pin (kaki) merupakan salah satu koponen elektroni yang cukup
terkenal, sedrhana, dan serbaguna dengan ukurannya yang kutang dari ½ cm3
pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai timer dengan
operasi rangkaian monostable dan pulse generator (pembangkit pulsa) dengan
rangkaian astable. Selain itu, jug dapat digunakan sebagai time on delay
generator dan sequential timing.
Prinsip
kerja Filter Harmonisa Pasif disusun dari rankaian kombinasi, induktor,
kapasitor, dan resistor.
Filter
harmonisa pasif tipe parallel di tunjukan pada gambar dibawah ini. Arus Is
adalah arus pundamental dan arus Ih adalah arus harmonisa. Dua arus ini
disebabkan oleh beban nn linear filter berfugsi untuk mengalirkan arus Ih agar
tidak masuk ke jala-jala Vs.
Gambar
rangkaian prinsip kerja Filter harmonisa tipe paralel
Ilustrasi
prinsip kerja filter harmonisasi tipe seri di tunjukan gambar di bawah. Filter
berfungsi menahan arus harmonisa lh dan melewatkan arus pundamental ls. Arus
harmonisa ditandai dengan silang untuk menggambarkan arus tidak bisa menglir
karena adanya filter seri.
Gambar
rangkaian filter harmonisa pasif tipe seri
Gambar
rangkaian percobaan.
3. ALAT
DAN BAHAN
3.1.
IC Timer 555
3.2.
Resistor 4k7 ohm dan 120 ohm
3.3.
Kapasitor 0,1 micro farad
3.4.
Kabel jumper
3.5.
Solder / timah
3.6.
Bor PCB
3.7.
Tang potong / jepit
3.8.
Penggaris
3.9.
Papan PCB
3.10.
Pelarut
3.11.
Talang
3.12.
Catu daya DC 6-14 volt
3.13.
Prosedur percobaan
4. PROSEDUR
PRCOBAAN
4.1.Siapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan
4.2.Ukur
jarak kaki-kaki komponen
4.3.Gambar
tata letak kmponen untuk PCB
4.4.Gsmbsr
layout jalur untuk PCB
4.5.Gambar
layou jalur pada PCB
4.6.Larutkan
papan PCB sampai jalur terbentuk
4.7.Bor
titik-titik komponen yang ada pada PCB
4.8.Pasang
komponen sesuai dengan tempatnya
4.9.Solder
kaki komponen dan potong kaki komponen
5. PENGUJIAN
DAN ANALISA
5.1.Hubung
positif catu daya DC pada input rangkaian (dari AKI 12 volt)
5.2.Hubung
negatif catu daya DC denga Ground
5.3.Atur
tegangan catu daya pada posisi 6 volt
5.4.Hubungkan
keluaran “kerangkaian mosfet” ke osiloskop
5.5.Amati
apa yang terjadi dan gmbarkan hasilnya lakukan hal yang sama untuk tegangan
catu daya yang berbeda
5.6.Lakukan
hal yang sama untuk tegangan yang berbeda
5.7.Amati
gambar dan simpulkan pengamatan
Tabel pengamatan
No
|
power supply (V)
|
Osiloskop
|
|||||
F (KHz)
|
Vpp
|
V/div
|
T/div
|
Tinggi
|
Panjang
|
||
1
|
2 Volt
|
55.555
|
0.94
|
0.2
|
10 µs
|
4.7
|
1.8
|
2
|
4 Volt
|
1.786
|
0.42
|
0.2
|
0.2 ms
|
2.1
|
2.8
|
3
|
6 Volt
|
1.852
|
0.44
|
0.2
|
0.2 ms
|
2.2
|
2.7
|
4
|
8 Volt
|
1.852
|
0.44
|
0.2
|
0.2 ms
|
2.2
|
2.7
|
5
|
12 Volt
|
1.852
|
0.44
|
2.2
|
0.2 ms
|
2.2
|
2.7
|
6. KESIMPULAN
Jadi inverter merupakan
sebuah alat atau rangkaian elektronika daya dimana rangkaian ini digunakan
untuk mengubah Arus Direct Curretn (DC) menjadi arus Alternatif Current (AC)
dimana rangkaian ini di hubung ke Osiloskop sat dilakukan pengetesan dan di
dapat data seperti yang tercantum pada analisa dan gambar gelombang seperti
tercantum pada analisis.
B. PRAKTIKUM
INVERTER 1 FASA
1. TUJUAN
1.1.Mahasiswa
dapat memahami prinsip kerja inverter
2. DASAR
TEORI
Inverter
adalah rankaian elektronoka daya yang digunakan untuk mengubah tegangan DC
menjadi tegangan AC. output ssuatu inverter dapat berupa tegangan AC dengan
gelombang sinus, gelombang kotak, dan sinus modifikasi. Sumber tegangan
inverter dapat berupa battery, , tenaga surya dan tegangan DC yang lain.
2.1.Jenis-jenis
inverter
2.1.1. Berdasaran
jumlah fasa output
· Inverter
1 fasa yaitu: inverter dengan output satu fasa
· Inverter
2 fasa, yaitu: inverter dengan output 3 fasa
2.1.2. Berdasarkan
pengaturan tegangan
· Inverter
dengan tegangan output diatur konstan
· Inverter
dengan arus output diatur konstan
· Inverter
dengn tegangan input yang dapat diatur
2.1.3. Berdasarkan
bentuk tegangan output
· Sine
wave inverter
· Sine
wave modivied inverter
· Square
wave inverte
Prinsip kerja inverter
dapat di jelaskan dengan menggunakan 4 saklar seperti di tunjukan gambar di
bawah. Bila S1 dan S2 dalam keadaan ON maka akan mengalir arus DC ke R dari
arah kiri ke kanan, jika yang ON adalah S3 dan S4 mka akan mengalir arus ke
beban R dari kanan ke kiri.
Gambar
rangkaian prinsip kerja inverter
3. ALAT
DAN BAHAN
3.1.
IC IRF540N (2)
3.2.
Resistor 1 KΩ (2)
3.3.
Resistor 5,6 KΩ
3.4.
Transistor BC 549
3.5.
Kapasitor Elco 60 µF 250 volt
3.6.
Induktor 47 mH
3.7.
Kabel jumper
3.8.
Solder dan Timah
3.9.
Tang potong
3.10. Papan
PCB
3.11. Bor
PCB
3.12. Penggaris
3.13. Pelarut
3.14. AKI
12 Volt
3.15. Function
generator
3.16. Rangakaian
pembangkit sinyal
3.17. Osiloskop
4. PROSEDUR
PERCOBAAN
4.1.Siapkan
alat dan bahan yang di perlukan
4.2.Ukur
jarak-jarak kaki komponen
4.3.Gambar
tata letak komponen untuk PCB
4.4.Gambar
layout jalur untuk PCB
4.5.Gambar
layout jalur di papan PCB
4.6.Larutkan
papan PCB sampai jalur terbentuk
4.7.Bor
titik komponen
4.8.Pasang
komponen sesuai degnan tempatnya
4.9.Solder
kaki-kaki komponen dan potong kaki komponen
5. PENGUJIAN
5.1.
Hubungkan positif Aki pada input
rangkaian (dari AKI 12 Volt)
5.2.
Hubungkan negatif Aki dengan ground
5.3.
Hubung positif function generator pada
inpurt (dari pembangkit sinyal)
5.4.
Hubung negatif function generator pada
ground
5.5.
Atur pada frekuensi 50 Hz dan sinyal
berupa kotak
5.6.
Pasang lampu LHE pada keluaran inverter
5.7.
Amati apa yang terjadi pada lampu LHE
dan catat hasil pengamatan
5.8.
Pasang osiloskop pada keluaran function
generator di CH1 dan di keluaran inverter pada CH2
5.9.
Amati bentuk sinyal dan gambarkan
5.10. Ganti
function generator dengan rangkaian pembangkit sinyal.
5.11. Amati
bentuk sinyal dan gambarkan
5.12. Amati
lampu LHE
6. ANALISI
Dari
pengujian rangkaian inverter 1 fasa di peroleh data sebagi berikut :
6.1.Tegangan
input
6.1.1. Sumber
AKI = 12 volt
6.1.2. Sumber
battery = 9 volt
6.2.Tinggi
gelombang
6.2.1. CH1
= 4,6 div
6.2.2. CH2
= 2,6 div
6.3.Panjang
gelombang
6.3.1. CH1
= 4,2 div
6.3.2. CH2
= 4,2 div
6.4.Pengaturan
pada osiloskop
6.4.1. Time/div
=5ms
6.4.2. CH1
V/div = 2v probe x 1
6.4.3. Ch2
V/div = 1v probe x 10
6.5.Untuk
mendapat frekuensi di gunakan rumus :
6.5.1.
6.6.Untuk
mendapatkan nilai Vpp di gunakan rumus
6.6.1.
7. KESIMPULAN
Jadi inverter 1 fasa adalah inverter
yang keluarannya hanya ada 1 fasa saja. Berbeda dengan inveter 2 fasa yang
memiliki keluaran 3 fasa. Kedua jenis inverter ini adalah jenis inverter yang
berdasarkan jumlah fasa keluaran dari inverter. Masih ada dua jenis inverter
lagi yaitu :
7.1.Inverter
berdasarkan pengaturan tegangan
7.1.1. Inverter
dengan tegangn input yang diatur konstan (VFI)
7.1.2. Inverter
dengan arus yang input diatur konstan (CFI)
7.1.3. Inverter
dengan tegangan input yang dapatdiatur
7.2.Inverter
berdasarkan bentuk gelombang output
7.2.1. Sine
wave inverter
7.2.2. Sine
wave modified inveter
7.2.3. Square
wave inverter
Jadi itu dalh jenis
jenis inverter. Saat merangkai inverter ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan salah satunya adalah pemasangan IC timer NE555 jangan sampai
terbalik, karena jika pemasangannya terbalik rangkaian tidak akan bekerja
sesuai dengan yang di harapkan.
Saat memilih inverter
ada beberapa hal yang perlu di perhatikan antara lain :
·
Kapasitas beban yang akan disupply
inveter dalam watt.
·
Sumber tegangan input inverter yang akan
di gunakan DC 12volt atau DC 24volt
·
Bentuk gelombang output inverter,
sinewave ataupun squarewave untuk tegangan output AC inverter.
C. PERCOBAAN
MERAKIT PANEL SURYA SECARA SERI DAN PARALEL
1. TUJUAN
1.1.Mahasiswa
dapart memahami prinsip kerja panel surya
1.2.Mahasiswa
dapat merakit panel surya
2. DASR
TEORI
Sel surya atau fotovoltaik berasal dari
bahasa inggris “photo voltaic”. Kata photo voltaic berasal dari dua kata
“photo” berasal dari kata yunani yakni “phos”yang berarti cahaya; dan “volt”
adalah nama satuan pengukuran tegangan listrik yang diambil dari nama penemu
Alessandro Volta ( 1745-1827). Sebagai pionir dalam mempelajari teknologi
kelistrikan.
2.1.Proses
konversi energi pada sel surya
Apabila bahan semi
konduktor seperti misalnya bahan silikon diletakkan dibawah pentyinaran
matahar, maka bahan silikon tersebut akan melepasakan sejumlah kecil listrik
yang biasa disebut efek fotolistrik.
Yang dimaksud dengan fotolistrik adalah pelepasan elektron dari permuakaan metal yang
disebabkan penumbukan cahaya. Efek ini merupakan proses dasasr fisis dari
fotovoltaik merubah energi cahaya menjadi energi listrik. Dengan melepaskan
dari ikantannya, elektron tersebut melnyebabkan terbentuknya lubang atau Hole.
Gambar. Konversi
cahaya matahari menjadi listrik
2.2.Jenis-jenis sel
surya
2.2.1.
Generasi pertama kristal (singgle
Crystal)
2.2.2.
Generasi kedua kristal (Polikristal)
2.2.3.
Generasi ketiga, EFG Defined Film Growth
Ribbon
2.2.4.
Generasi keempat.
2.3.Degradasi
dan masa kerja sel surya
Pada
umumnya modul surya dapat bertahan 20 hingga 25 tahun, khususnya untuk modul
mono-crystalline. Modul type ini dirancang untuk masa operasi selama 30 tahun
pada saat perancangan dengan acuan kondisi Lab-test. Sel-sel silikon itu
sendiri tidak mengalami kerusakn atau degradasi bahkan setelah puluhan tahun
pemakaian, namun demikian, output modul akan mengalami penurunan dengan
berjalannya waktu.
2.4.Bertahap
diantara lapisan sel-sel itu sendiri.
Lapisan laminasi modul berfungsi melindungi modul dari uap
air akibat kelebaban udara, meskipun tidak 100% kedap.
Gambar.
Konstruksi lapisan modul surya
2.5.Hubungan sel
surya secara seri dan paralel
Satu
sel surya fotovioltaik memberikan suatu tegangan sekitar 0,5v, ini jauh sangat
rendah untuk pemakaian. Maka dari itu sebuah modul fotovoltaik terfiri dari sejumlah sel
fotvoltaik, yang dihubungkan secara seri.lihat gambar.
Konvigurasi
stndar adalah 36 atau 40 buah sel fotovoltaik dengn dimensi 10x10cm yang
dihubungkan secara seri. Ini berarti bahwa akan terjadi sevuah tegangan 1 v
yang cukup untuk mengisi sebuah battry 12 volt nominal
Gambar konfigurasi sebuah modul fotovoltaik
2.6.Karaktristik
modul fotovoltaik
Sifat-sifat listrik ari modul fotovoltaik biasanya diwakili oleh
karakteristik tegangannya , yang mana disebut juga kurva I-V. Kurv I-V dapt
diukur menurut susunan peralatan seperti ditunjukan gambar brikut. Kurva 17
menunjukan arus yang di berikan oleh modul fotovoltaik (Imod) sebagai suatu
fungsi dari tegangan suatu modul fotovoltaik pada suatu rasiasi spesifik dan
mengatur sel spesifik.
Gambar
kurva arus-tegangan dari sebuah modul surya
Jika sebuah
modul fotovoltaik dikenai hbunga singkat (Vimod = 0) maka arus hubung singkat
mengalir. Pada keadaan rangkaian terbuka (Iimod = 0), maka modul disebut
tegangan tebuka. Daya yang dihasilkan modul fotovoltaik adalah sama dengan
hasil kali arus dan tegangan yang dihasilkan modul fotovoltaik :
Rumus 1 : Daya puncak yang dihasilkan modul
fotovoltaik
Pmax
= Vm x Im lihat gambar berikut.
Gambar kurva
sebagai fungsi dari tegangan modul fotovoltaik
3. ALAT
DAN BAHAN
Panel surya
Tang potong dan lancip
Psau cutter
Kabel jumper
Multimeter
4. PROSEDUR
PERCOBAAN
4.1.Pasang
panel secara seri
4.2.Ukur
tegangan total keluaran pasang multimetr pada keluaran panel
4.3.Ukur
tengangan total panel
4.4.Buat
dan isi tabel
4.5.Pasang
panel secara pararel
4.6.Ulangi
langka ke tiga
4.7.Bandingkan
tabel dan buat kesimpulan
5. ANALISIS
Tabel pengukuran panel hubung seri
No
|
Waktu ke menit
|
Tegangan out
|
lux cahaya
|
jam pengukuran
|
1
|
1
|
95 v
|
|
|
2
|
5
|
95 v
|
|
|
3
|
10
|
95 v
|
|
|
4
|
15
|
95 v
|
|
|
5
|
20
|
95 v
|
|
|
Tabel
pengukuran panel hubung paralel
No
|
Waktu ke menit
|
Tegangan out
|
lux cahaya
|
jam pengukuran
|
1
|
1
|
19 v
|
|
|
2
|
5
|
19 v
|
|
|
3
|
10
|
19 v
|
|
|
4
|
15
|
19 v
|
|
|
5
|
20
|
19 v
|
|
|
Pada pengujian yang dilakukan pada modul
surya yang di rangkai seri dan paralel di kedaan yang terlindung dari siar
matahari lansung dengan kondisi cahaya yang terukur seperti di atas di dapatkan
tegangan output, pada saat modul dihubung secara seri menghasilkan tegangan
rata-rata sebesar 95 volt, ini di sebabkan kerena modul dirangkai secara seri
pada rngkaian seri arus yang masuk sama dengan aarus yang keluar, sedang
tegangan berbeda dan menjadi lebih besar. sedangkan saat modul dihubung secara
paralel menghasilkan tegangan output rata-rata 19 volt. Ini di sebabkan karena
modul dirangkai secara paralel. Pada rangkaian paralel berbunyi tegangan yang
masuk sama dengan tegangan yang keluar seang arus yang masuk tidak sama denga
arus yang keluar.
6. KESIMPULAN
Jadi percobaan merakit modul secara seri dan
paralel ini saya katakan berhasil karena tegangan output yang di hasilkan baik
seri dan paralel itu sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pengaru sinar
matahari yang tidak lansung menyinari modul surya itu tidak berpengaruh karena
pada percobaan yang lain dilakukan di bawah terik matahari tegangan output yang
dihasilkan baik di hubung secara seri maupun secara paralel itu sama dengan
tegangan output pada percobaan yang dilakukan tidak dibawa sinar matahari langsung.
Karena pada percobaan ini digunakan modul jenis monokristal, modul jenis
monokristal tingkat efisiensi tegangan outputnya itu sudah lebih baik dibanding
dengan jenis yang lain yang harus disinari matahri langsung.
Jadi
untuk menghasilkan tegangan yang di inginkan maka modul surya dihubung secara
seri yairu dengan menghubungkan kutub positif dengan kutub negatif modul yang
lain. Tegangan yang di dapatkan dengan cara menghubung seri lima buah modul
surya masing-masing mempunyai tegangan 18 volt dan menghasilkan 95 tegangan
output, tapi arus yang di hasilkan sekitar 2,78 ampere, jumlah ini sama dengan
jumlah masing-masing jumlah arus pada modul.
Untuk
mendapat jumlah arus yang lebih besar dari keluaran setiap modul yang dimiliki
maka modul di hubung secara paralel, dengan cara mebhubung kutub-kutub yang
sama, apabila masing-masing modul mempunyai tegangan output 18 volt, maka
tegangan output yang dihasilkanpun hanya 18 volt. Dan masing-masing output
menghasilkan arus sebesar 2,78 A, maka arus total yang di hasilkan saat lima
modul di hubung seri adalah 13,9 A.
D. PERCOBAAN
MERAKIT AKI SECARA SERI DAN PARALEL
1. TUJUAN
PERCOBAAN
1.1.Mahasiswa
dapat memahami prinsip kerja AKI
1.2.Mahasiswa
dapat merakit AKI
2. TEORI
DASAR
Salah
satu komponen dalam sistem pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik adalah
komponen battery, yang merupakan jantung sistem untuk bekerja pada malam hari.
Battery memiliki fungsi menyimpan
energi listrik yang dihasilkan modul surya pada saat matahari bersinar, dan
battery akan mengeluarkan kembali energi listrik pada saat modul surya tidak
dapat lagi menghasilkan energi listrik. Pada kondisi normal battery digunakan
saat malam hari atau saat cuaca berawan, akan tetapi jika terjadi kondisi beban
yang berlebih pada siang hari, battery dapat dipergunakan menambah beban yang
dihasilakan modul surya.
Battery Lead-Acid adalah suatu alat
yang memamfaatkan reaksi kimia untuk menyimpan energi listrik. Battery
Lead-Acid memanfaatkan kombinasi dari pelat timah (lead) dan elektrolit asam
sulfat encer (Acid) untuk mngubah energi listrik menjadi energi potensial kimia
dan mengubahnya kembali menjadi energi listrik. Battery lead-acid secara umum
terdpat dua macam battery yang dibuat manifaktur yaitu:
2.1.Battery
starting
Battery
ini dibuat untuk memungkinkan penyalaan mesin atau starting engine. Battery
starting memiliki banyak pelat tipis untuk memungkinkan untuk melepas energi
listrik yang besar dalam waktu yang singkat.
Batery starting tidak dapat untuk melepas
energi terlalu besar dalam selang waktu yang panjang, karena konstruksi
pelat-pelat yang tipis akan cepat rusak pada kondisi tersebut.
Gambar. Battery
starting
2.2.Battry
Deep-Cycle
Battery jenis ini dibuat dengan pelat lebih
tebal yang memungkinkan untuk melepaskan energi listrik dalam selang waktu yang
panjang. Battery Deep-Cycle tidak dapat melepaskan secepat dan sebesar battery
starter, tetapi battery ini dimunkinkan untuk dapat menyalakan mesin. Semakin
tebal pelat battery maka semakin panjang usiah battery yang diharapkan.
Gambar. Battery Depp-Cycle
Battery Lead-Acid
berdasrkan desain kontener
2.3.Floodded
cell
Flooded
coll adalah desain kontener battery, dimana elektrolit bebas tersediah dalam
jumlah berlebih dan produk hasil elektrolisa air (gas H2 dan O2) dapat
dikeluarkan secara bebas melalui ventilasi.
Gambar.
Konstruksi battery flooded cell
2.4.Sealed
Cell
Adalah
desaian kontener yang tertutup rapat dan dilengkapi dengan sebuah valve/katub,
yang akan terbuka jika tekanan hasil elektrolisai air melebihi suatu harga
tekanan tertentu, untuk melepas gas keluar kontener. Kontener jenis ini lebih
dikenal dengan VRLA ( Vlave Regulated Sealed Lead Acid). Kontener battery VRLA
tidak mempunyaipenutup sel dan bekerja pada tekanan konstan 1 sampai 4 psi.
Gambar. Sealed
Cell atau VRLA
2.5.Sel
battery
Adalah
komponen individu terkecil dari sebuah battery yang terdiri dari kontener
dimana didalamnya terdapat pelat timah dan tempat elektrolit bereaksi.
2.6.Tegangan
sel
Tegangan
sel berkisar antara 2,12 volt pada kondisi battery penuh sampai dengan 1,75
volt pada kondisi battery kososng. Semua battery Lead Acid beroperasi
berdasarkan reaksi kimia yang sama.
2.7.State
Of Charge
State of Charge (SOC) merupakan
sebuah ukuran seberapa penuhnya muatan lestrik dalam battery. Hubungan antara
tegangan dengan SOC sangatn bergantung pada kondisi tempertur battery. Battery
dengan temperatur rendah akan memperlihatkan tegangan yang lebih rendah pada
kondisi penuh bila dibanding dengan battery temperatur lebih tinggi.
2.8.Deep
of Discherge
Deep of Discharge (DOD) merupakan
ukuran sebenarnya dalam/seberapa banyak muatan lisrik telah dikelurkan dari
sebuah battery. Jika battery penuh atau 100% AOC, maka DOD battery tersebut
adalah 0% sebaliknya jika jika battery 0% SOC maka DOD battery tersebut adalah
100%.
2.9.Kapasitas
Battery
Kapasitas
suatu battery dinyatakan dalam ampere hour (Ah) atau Amper-jam yang merupkan
seberpa besar energi listri yang dapat disimpan pada tegangan nominal tertentu,
3. ALAT
DAN BAHAN
Aki
Tang lancip & potong
Pisau cutter
Kabel jumper
Multimeter
4. PROSEDUR
PERCOBAAN
4.1.Pasang
aki secara seri
4.2.Ukur
tegangan total keluaran
4.3.Pasang
multimeter pada keluaran Aki
4.4.Ukur
tegngan Aki
4.5.Isi
Tabel yang dibuat
4.6.Ulangngi
langkah ke tiga
4.7.Bandingkan
tabel dan tulis kesimpulan
5. ANALISIS
Tabel
pengukuran battery di hubung secara seri
NO
|
Waktu ke menit
|
Tegangan output
|
|
Analog
|
Digital
|
||
1
|
1
|
75 v
|
74,8 v
|
2
|
3
|
75 v
|
74,8 v
|
3
|
6
|
75 v
|
74,8 v
|
4
|
9
|
75 v
|
74,8 v
|
5
|
12
|
75 v
|
74,8 v
|
Tabel
pengukuran battery yang di hubung secara paralel
NO
|
Waktu ke menit
|
Tegangan output
|
|
Analog
|
Digital
|
||
1
|
1
|
12, 5v
|
12, 5v
|
2
|
3
|
12, 5v
|
12, 5v
|
3
|
6
|
12, 5v
|
12, 5v
|
4
|
9
|
12, 5v
|
12, 5v
|
5
|
12
|
12, 5v
|
12, 5v
|
5.1.Tabel
pengukuran battery yang di hubung secara seri 2 paralel3
NO
|
Waktu ke menit
|
Tegangan output
|
|
Analog
|
Digital
|
||
1
|
1
|
25 v
|
24,96 v
|
2
|
3
|
25 v
|
24,96 v
|
3
|
6
|
25 v
|
24,96 v
|
4
|
9
|
25 v
|
24,96 v
|
5
|
12
|
25 v
|
24,96 v
|
6. KESIMPULAN
Pada
percobaan merakit aki sacara seri, paralel, dan seri 2 parlel 3 diperoleh data
seperti diataspada rangkaian battery yang ihubung secara seri di dapat tegangan
outpu rata-rata 74,8 sampai 75 volt berdsarkan pengukuran multimeter adnalog
dan digital itu tandanya tegagan output lebih besar dari tegangan input ini
karena battery di hubung secara seri, karena pada rangkaian seri tegangan
output lebih kecil dari tegangan input.
Pada
6 AKI yang di hubung secara paralel, didaptkan dat output seperti yang ada pada
tabel diatas, yaitu 12, 5 volt baik pengukuran dengan multimeter analog maupun
dengan menggunakan multimeter digital, ini menunjukan bahwa tidak ada tegangan
yang bertambah pada output AKI yang dihubung secara paralel, ini disebabkan
karena pada rangkaian paralel tegangan yang masuk sama dengan tegangan yang
keluar, akan tetapi arus yang keluar akan lebih banyak dari arus yang masuk.
Pada
rangkaian AKI seri 2 paralel 3 juga di
dapatkan data seperti pada tabel diatas, tegangn yang keluar hanya mencapai 25
volt saja, ini di sebabka karena memang dirangkai 6 aki tapi hanya ada 2 AKI
yang sirangkai seri yyang lain itu di rabgkai secara paralel, sementara
tegangan input rata-rata battery adalah 12,5 volt otomatis tegangan output dari
battery adalah 25 volt atau 24,96 volt, ini pada pengukuran multimeter digital,
kalau pengukuran dengan menggunakan multimeter analog tegangan output yang
dihasilkan adalah 25 volt.
E. PERCOBAAN
MERAKIT PLTS
1. TUJUAN
2. DASAR
TEORI
3. ALAT
DAN BAHAN
4. PROSEDUR
PERCOBAAN
5. PENGUJIAN
6. ANALISIS
7. KESIMPULA