penayangn

Sabtu, 27 September 2014

Laporan Praktikum Transformator (trafo)




KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan LAPORAN PRAKTIKUM TRANSFORMATOR  di Industri dengan lancar.
Dalam penulisan lapran ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kepada dosen, teman-teman dan bapak pembimbing yang ada di workshop yang telah memberikan kesempatan, ilmu dan fasilitas sehingga laporan ini dapat selesai dengan lancar serta Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah yang lebih baik. Terima Kasih
Wassalamualaikum wr.wb


                                                                                                            Maros,  15 Juni  2014


                                                                                                            PENULIS




1.    Pendahuluan

A.   Transformator (trafo)

Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Transformator/images/hal_2.jpg


Transformator adalah alat yang dapat digunakan untuk menaikkan tegangan (step up) atau menurukan tegangan (step down) arus ac.
http://www.elsmandagiri.com/fxbab5/image111.gifTransformator terdiri dari kumparan kawat primer, kumparan kawat sekunder, dan inti besi. Apabila pada kumparan primer diberi arus ac maka pada kumparan sekunder akan timbul arus ac.
http://www.elsmandagiri.com/fxbab5/image112.giflambang
                                                                         




B.   Prinsip kerja transformator

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance).
http://genius.smpn1-mgl.sch.id/file.php/1/ANIMASI/fisika/Transformator/images/hal_4.jpgPada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.










C.   Center tapped transformator

Pada skema transformator di samping, ketika arus listrik dari sumber tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.







Gambar. Trafo CT



·         Clem atau Body, merupakan body yang digunakan sebagai pelindung dari trafo CT tersebut dan terbuat dari kuningan.
Bantimurung-20140612-00366.jpg








Gambar.  Clem atau Body Trafo       
·         Koker, merupakan tempat utama pada trafo yang digunakan sebagai tempat tembaga yang nantinya akan digulung menggunakan Spoil Trafo.
10376342_612675358828682_6532411578024624128_n.jpg







Gambar. Koker Trafo CT
·         Lilitan Primer dan Sekunder, merupakan lilitan yang terdapat pada tafo CT dimana lilitan primer sebagai Input dari trafo CT dan lilitan sekunder sebagai output dari Trafo CT tersebut.
·         Bantimurung-20140612-00364.jpgKern “E” (Plat Inti “E”), merupakan tempat terjadinya fluks magnetic pada trafo CT dan berbentuk huruf “E” yang dipasangkan dengan Kern berbentuk huruf “I”.

Gambar. Kern  “E”





·         Kern “I” (Plat Inti “I”), merupakan tempat terjadinya fluks magnetic pada trafo CT dan berbentuk huruf “I” yang dipasangkan dengan Kern berbentuk huruf “E”.
Bantimurung-20140612-00363.jpg
Gambar. Kern “I”

Trafo CT yang mengalami kerusakan dapat diketahuidengan dua cara yaitu melihat nilai tahanan dari gulungan tersebut dan dapat juga dengan mengecek gulungan pada trafo CT, apakah dalam kondisi baik atau tidak (tembaga putus) dan trafo yang rusak dapat menyebabkan trafo tersebut tidak dapat digunakan kembali. Trafo CT yang rusak biasanya disebabkan akibat overload pada rangkaian listrik sehingga membuat trafo meledak mengeluarkan percikan api kecil dan disertai bau asap (gosong). Biasanya juga terjadi akibat trafo digunakan secara terus menerus sehingga membuat trafo menjadi panas dan rusak.

2.    Alat dan Bahan

a.       Koker Trafo
b.      Body Trafo
c.       Tembaga 0,30 mm dan 0,60 mm
d.      Kern E dan I
e.       Pahat
f.       Palu
g.      Tang Lancip
h.      Pisau (Cutter)
i.        Multimeter Digital
j.        Solder
k.      Isolasi Kertas
l.        Kertas Nomek

3.    Langkah kerja

a.        Menyiapkan Inti Trafo yang berbentuk huruf E dan I.
b.      Membuat koker trafo dengan bahan isolator. Paling mudah menggunakan PCB yang dilarutkan tembaganya.
c.       Ukuran koker tergantung ukuran inti besi yang dipakai, sehingga ukuran koker diukur dengan inti trafo. Perhatikan gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhK7AWnm-W9hYwqu-CgKfd4lAEOmp2ipoWI8VbZPWeO96F9kubU6TkljPRbbJCEloEgBdvwd7Q2cVTlWQqDxIkRv9Bvzy5rchxqWw2S3hyphenhyphenWXoQRMQ58CnIOeW8f1FhUGLzHRIDFajaydf_g/s640/BAGIAN+KOKER+TRAFO.jpg


















d.      Potongan bagian-bagian koker di atas di susun dan diberi perekat lem castol/ Fox.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh48YqIop3kgPTS3JQ_N6P6PHX5Y69BToXz2koUZYYbgzkkW05S5c2TJ01isU_C712onpVSKiCpSpHY5kqphwZsrsfbF7MIKJ90PqG6HdDEcd-VEoVKzdb5beuHuvFeDhDLWu2mEiR_3vAN/s320/KOKER+TRAFO.jpg












e.       Kawat email digulung pada koker dengan arah gulungan tetap, dan jumlah lilitan sesuai kebutuhan tegangan.
f.       Diameter kawat email akan menentukan arus out put trafo. makin besar diameter kawat, arusnya makin besar.
g.       Antara lapisan gulungan primer dan sekunder diberi lapisan kertas minyak untuk mencegah kebocoran arus PLN      masuk ke gulungan skunder.

3.1.      LANGKAH KERJA

3.1.1.  Tahap Pembongkaran Trafo dan Penghitungan  Jumlah Lilitan Trafo CT

1.      Buka dan lepaskan clem atau body trafo menggunakan pahat dan palu.
2.      Lepaskan semua crane atau plat inti “E” dan “I” pada trafo menggunakan pahat dan palu secara satu persatu (berurutan) karena kedua plat tersebut telah tertempel.
3.      Ketika semua crane atau plat inti “E” dan “I” terlepas semua, maka lepaskan lapisan kertas yang melindungi gulungan tembaga pada trafo tersebut.
4.      Mulailah menghitung jumlah lilitan tembaga (Primer dan Sekunder) sampai mendapatkan titik penyambungan lilitan dan catat berapa jumlah lilitan  yang telah tercapai.
5.      Kemudian hitung kembali jumlah lilitan tembaga sampai mendapatkan lagi titik penyambungan yang kedua dan catat jumlah lilitan tersebut.
6.      Dan lakukan sampai gulungan tembaga pada Primer dan Sekunder habis.
Catatan : Jika trafo yang akan kita lilit adalah trafo yang sudah jadi dan rusak kemudian akan di gulung ulang atau di perbaiki

3.1.2.  Tahap Penggulungan Lilitan Trafo CT

1.      Siapkan Koker yang sebagai tempat gulungan tembaga.
2.      Nyalakan Spoil Trafo.

Bantimurung-20140612-00359.jpg
Gambar. Spoil Trafo

3.      Pasang koker pada mail trafo dengan cara dijepit dibagian tengah-tengah.
4.      Ambil dan pasang gulungan tembaga (0.3 mm) pada alat penyearah tembaga.
Bantimurung-20140612-00356.jpg
Gambar. Alat Penyearah Tembaga

5.      Input nilai lilitan untuk 0 Volt pada spoil trafo, tetapi terlebih dahulu input nilai lilitan pembatas, dimana jumlah nilainya dikurangi 2 dari nilai lilitan yang sebenarnya.  Itu batas kecepatan penggulungan yang ketika telah mencapai nilai tersebut maka menyebabkan kecepatan penggulungan secara otomatis akan melambat. Kemudian yang kedua yaitu input nilai lilitan yang sebenarnya.
6.      Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo.

Bantimurung-20140612-00355.jpg
Gambar.  Pedal Gas pada Spoil Trafo

7.      Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah di input untuk tegangan 110 Volt (Primer) maka tempel ujung tembaga dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo tanpa memotong tembaga tersebut. Dan kemudian lanjut lagi dengan tembaga yang sama.
8.      Dengan tembaga yang sama, input lagi nilai lilitan yang kedua untuk 125 Volt (Primer) seperti pada langkah ke-5.
9.      Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
10.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah diinput untuk tegangan 125 Volt (Primer) maka tempel ujung tembaga dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo tanpa memotong tembaga tersebut. Dan kemudian lanjut lagi dengan tembaga yang sama.
11.  Dengan tembaga yang sama, input lagi nilai lilitan yang ketiga untuk 220 Volt (Primer) seperti pada langkah ke-5.
12.  Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
13.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah diinput untuk tegangan 220 Volt (Primer) maka tempel ujung tembaga dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo tanpa memotong tembaga tersebut. Dan kemudian lanjut lagi dengan tembaga yang sama.
14.  Dengan tembaga yang sama, input lagi nilai lilitan yang keempat untuk 240 Volt (Primer) seperti pada langkah ke-5.
15.  Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
16.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah diinput untuk tegangan 240 Volt (Primer) maka potong ujung tembaga tesebut dan tempel ujung tembaga yang telah dipotong dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo. Kemudian lapisi gulungan primer yang telah selesai digulung dengan menggunakan plester kertas secara keseluruhan.
17.  Kemudian, ketika gulungan primer telah selesai (0 Volt, 110 Volt, 125 Volt, 220 Volt dan 240 Volt), maka Langkah selanjutnya (Langkah 18) dilanjutkan dengan menggulung gulungan sekunder (18 Volt, 15 Volt, 12 Volt, CT, 12 Volt, 15 Volt, 18 Volt,). Ambil dan pasang gulungan tembaga (0.6 mm) pada alat penyearah tembaga (Gambar)
18.  Input nilai lilitan untuk 18 Volt pada spoil trafo, tetapi terlebih dahulu input nilai lilitan pembatas, dimana jumlah nilainya dikurangi 2 dari nilai lilitan yang sebenarnya.  Itu batas kecepatan penggulungan yang ketika telah mencapai nilai tersebut maka menyebabkan kecepatan penggulungan secara otomatis akan melambat. Kemudian yang kedua yaitu input nilai lilitan yang sebenarnya.
19.  Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
20.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah di input untuk tegangan 18 Volt pertama (Sekunder) maka tempel ujung tembaga dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo tanpa memotong tembaga tersebut. Dan kemudian lanjut lagi dengan tembaga yang sama.
21.  Dengan tembaga yang sama, input lagi nilai lilitan yang kedua untuk 15 Volt pertama (Sekunder) seperti pada langkah ke-19.
22.  Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
23.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah diinput untuk tegangan 15 Volt pertama (Sekunder) maka tempel ujung tembaga dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo tanpa memotong tembaga tersebut. Dan kemudian lanjut lagi dengan tembaga yang sama.
24.  Dengan tembaga yang sama, input lagi nilai lilitan yang ketiga untuk CT (Sekunder) seperti pada langkah ke-19.
25.  Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
26.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah diinput untuk 12 (Sekunder) maka tempel ujung tembaga dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo tanpa memotong tembaga tersebut. Dan kemudian lanjut lagi dengan tembaga yang sama.
27.  Dengan tembaga yang sama, input lagi nilai lilitan yang keempat untuk CT  kedua (Sekunder) seperti pada langkah ke-19.
28.  Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
29.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah diinput untuk output CT kedua (Sekunder) maka tempel ujung tembaga dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo tanpa memotong tembaga tersebut. Dan kemudian lanjut lagi dengan tembaga yang sama.
30.  Dengan tembaga yang sama, input lagi nilai lilitan yang kelima untuk 12 Volt kedua (Sekunder) seperti pada langkah ke-19.
31.  Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
32.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah diinput untuk tegangan 12 Volt kedua (Sekunder) maka tempel ujung tembaga dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo tanpa memotong tembaga tersebut. Dan kemudian lanjut lagi dengan tembaga yang sama.
33.  Dengan tembaga yang sama, input lagi nilai lilitan yang kelima untuk 15 Volt pertama (Sekunder) seperti pada langkah ke-19.
34.  Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
35.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah diinput untuk tegangan 15 Volt pertama (Sekunder) maka tempel ujung tembaga dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo tanpa memotong tembaga tersebut. Dan kemudian lanjut lagi dengan tembaga yang sama.
36.  Dengan tembaga yang sama, input lagi nilai lilitan yang keenam untuk 18 Volt kedua (Sekunder) seperti pada langkah ke-19.
37.  Injak pedal gas spoil trafo secara pelan-pelan dan hati-hati agar tidak menyebabkan terputusnya tembaga saat proses penggulungan trafo (Gambar).
38.  Ketika telah mencapai nilai gulungan yang telah diinput untuk tegangan 18 Volt kedua (Sekunder) maka potong ujung tembaga tesebut dan tempel ujung tembaga yang telah dipotong dengan plester kertas pada bagian samping mail trafo. Kemudian lapisi gulungan primer yang telah selesai digulung dengan menggunakan plester kertas secara keseluruhan (sampai tertutup).
39.  Kemudian, lepaskan Koker yang telah digulingi tembaga pada mail trafo dan telah siap untuk menyelesaikan tahan perakitan Trafo CT.

3.1.3.  Tahap Perakitan  atau Penyelesian Trafo CT

1.      Ketika tahap penggulungan tembaga untuk trafo CT telah selesai (Gambar), maka yang tahap selanjutnya yaitu memberikan Spon pada setiap ujung gulungan pada trafo CT.
2.      Siapkan Solder, timah dan Spon yang akan disambung ke ujung tembaga
3.      Panaskan Solder terlebih dahulu, tunggu beberapa menit
4.      Sambil menunggu solder dipanaskan, temple Spon sesuai tempatnya pada gulungan trafo CT menggunakan plester kertas baik itu untuk gulungan primier maupun untuk gulungan sekunder .
5.      Ketika Solder telah panas, kupas terlebih dahulu isolasi pada tembaga menggunakan pisau (cutter), setalah dikupas letakkan setiap ujung tembaga pada masing-masing spon yang telah sediakan.
6.      Letakkan Solder diatas tembaga dan dekatkan (letakkan) timah pada ujung solder sampai timah tersebut meleleh dan menutupi ujung tembaga pada spon yang telah terpasang.
7.      Hal itu di lakukan pada setiap spon yang telah terpasang pada trafo CT, kemudian potong tembaga yang lebih menggunakan pisau atau cutter secara perlahan.
8.      Kemudian, siap untuk dilanjutkan ke tahap pemasangan kern atau Plat “E” dan kern “I”, yaitu dengan menyiapkan kern atau Plat Inti “E” dan “I”. Untuk trafo CT plat inti “E” = 48 Buah dan plat inti “I” = 46 Buah. Sedangkan untuk trafo Engkel plat inti “E” = 50 Buah dan plat inti “I” = 48 Buah.
9.      Susun kern atau plat inti “E” sesuai tempatnya dan secara silang sampai penuh.
10.  Kemudian disusul dengan penyusunan kern atau plat inti “I” pada sela-sela kern “E” sampai terisi penuh pada setiap cela-cela kern “E”.

Bantimurung-20140612-00361.jpg
Gambar Penyusunan kern “E” (bawah) dan kern “I” (Atas)

11.  Ketika semua kern“E” dan “I” telah terususun, maka berikan lem perekat (cairan) menggunakan kuas yang telah disiapkan, oleskan ke seluruh Plat yang telah disusun keculai Spon Tarfo.
12.  Kemudian panaskan dan masukkan trafo yang telah di lapisi perekat pada oven dengan suhu 90˚C selama kurang lebih 2 jam.

10428444_612683245494560_6708616678090484967_n.jpg
Gambar Oven (Hitter)

13.  Ketika telah 2 jam, maka keluarkan trafo pada oven dan dinginkan trafo tersebut.
14.  Ketika telah dingin, kemudian trafo tersebut dipasangkan Clem atau body trafo.

Bantimurung-20140612-00366.jpg








Gambar Clem atau Body

15.  Ketika telah dipasagkan body atau clem trafo, maka trafo CT dan Trafo Engkel tersebut telah siap untuk di tes tegangan outputnya menggunakan Multimeteter digital.

4.    Analisis

A.   Hasil Pembongkaran Trafo dan Penghitungan  Jumlah Lilitan Trafo CT

1.      Trafo CT (Center Tap)
·         Liliitan Sekunder (Output), merupakan gulungan terluar dari trafo yang menggunakan tembaga dengan ketebelan 0.6 mm. Perhitungan jumlah lilitan ini dilakukan secara manual.


·         Liliitan Primer (Input), merupakan gulungan terdalam dari trafo yang menggunakan tembaga dengan ketebelan 0.1 mm. Perhitungan jumlah lilitan ini dilakukan berdasarkan rumus sebagai berikut:


Jadi,
a.       Dari 0 Volt ke 110 Volt
b.      Dari 110 Volt ke 125 Volt
c.       Dari 125 Volt ke 220 Volt
d.      Dari 220 Volt ke 240 Volt


















B.   Hasil Penggulungan Lilitan Trafo CT

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah lilitan primer dan sekunder yang kemudian akan dilanjutkan dengan proses penggulungan menggunakan alat SPOIL
Bantimurung-20140612-00352.jpgTRAFO baik itu trafo CT maupun trafo Engkel, dan berikut hasil penggulungan trafo CT berdasarkan hasil perhitungan jumlah lilitan diatas.







Gambar. Trafo ct
Ketika selesai pada tahap penggulungan, kemudian trafo tersebut akan dilanjutkan dengan tahap pemberian Crane atau Plat Inti “E” dan “I” (dibawah ini).

C.   Hasil Perakitan  atau Penyelesian Trafo CT

Ketika trafo yang telah melalui proses penggulungan tembaga (seperti pada gambar 2.7), maka trafo tersebut telah siap untuk diberikan Spon trafo, kemudian diberikan Crane atau plat inti “E” dan “I” dan terakhir di masukkan dalam oven dengan suhu 90˚C selama kurang lebih 2 Jam.
1.      Pemberian Spon Trafo pada Trafo CT maupun Trafo Engkel
Pada proses ini spon trafo ditempel pada gulungan trafo primer dan sekunder. Untuk pemberian spon ini tidak memiliki perbedaan pada trafo CT maupun pada trafo Engkel. Kemudian, Spon tersebut disolder bersama ujung gulungan tembaga, setiap ujung gulungan tembaga disolder pada setiap spon yang telah diberikan (masing-masing 1 spon). Dan berikut adalah hasil pemberian spon pada setiap ujung gulungan tembaga, baik itu trafo CT maupun trafo Engkel.
10374883_612675752161976_2791211967267145198_n.jpg10371397_612676345495250_2567513535956883229_n.jpg






      Gambar 2.8 Gulungan Primer          Gambar 2.9 Gulungan Sekunder
2.      Penyususanan Kern atau Plat Inti “E” dan Plat Inti “I” pada Trafo CT
Untuk susunan dan ukuran plat inti “E” dan “I” memiliki kesamaan untuk trafo CT maupun trafo Engkel. Tetapi hanya jumlah Plat inti yang membedan untuk trafo CT dan trafo Engkel, dan berikut jumlahnya:
1.      Trafo CT
·         Kern atau Plat Inti “E” = 78 Buah
·         Kern atau Plat Inti “I” = 76 Buah
Adapun e pneuuran atau pengetesan pada trafo adala sebagi berikut :
Vinput : 217 volt
Voutput :         CT ke 12 kanan : 11,86 volt
                        CT ke 15 kanan : 14,97 volt
                        CT ke 18 kanan : 17,92 volt
                        CT ke 12 kiri   : 12,15 volt
                        CT ke 15 kiri   : 15,02 volt
                        CT ke 18 kiri    : 17,92 volt

D.   Presentasi kesalahan

·         Vinput

·        Voutput

Ø  Bagian Kanan

o   12 volt  =  0,01 %
o   15 volt  = 
o   18 volt  =

Ø  Bagian kiri

o   12  =
o   15  =
o   18  =


5.    Kesimpulan

Jadi selama pembuatan trafo itu sangat diperlukan yang namanya kesabaran apa lagi jika menggunakan penggulung manual yangus meng tidak memiliki counter otomatis, karena jika saat menggulung trafo itu sangat pelu diperhatikan ketepatan jumlah lilitan, salah sedikit atau lupa sedikit maka harus menggulungnya dari awal lagi, dan dengan menggulung ulang trafo maka akan membuang-buang waktu jadi waktu pembuatan yang di targetkan tidak tercapai. Jumlah lilitan sangatlah berpengaruh terhadap output yang dihasilkan nantinya jika misalanya lilitannya lebih bisa saja tegangan outputnya melebihi atau tidak mencapai standar yang telah di tentukan sebelumnya.
Pembuatan trafo yang sebesar ini hanya memakan waktu 1sampai 2 hari saja tergantung bahan yang di gunakan itu tersedia semua atau tidak