penayangn

Rabu, 19 November 2014

LAPORAN PRAKTIKUM PEMBANGKIT LISTRIKTENAG MATATAHARI





    
    
Abstract
    
    



LAPORAN PRAKTIKUM PLTS MINGGU 2
INVERTER
A.    PERCOBAAN PEMBANGKIT SINYAL
1.      TUJUAN
1.1.Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja inverter
1.2.Mahasiswa dapat memahami prinsi kerja Filter pasif
2.      TEORI DASAR
Inverter adalah sebuah rangkaian elektrinika daya yang digunakan untuk mengubah arus listrik Direct Current (DC) menjadi arus Alternatif Current (AC). AC dapat dikonversi pada setiap tegangan yang diperlukan dan frekuensi dengan menggunakan transformator yang tepat, switching, dan sirkuit kontrol.







Gambar IC NE555
IC NE555 yang mempunyai 8 pin (kaki) merupakan salah satu koponen elektroni yang cukup terkenal, sedrhana, dan serbaguna dengan ukurannya yang kutang dari ½ cm3 pada dasarnya aplikasi utama IC NE555 ini digunakan sebagai timer dengan operasi rangkaian monostable dan pulse generator (pembangkit pulsa) dengan rangkaian astable. Selain itu, jug dapat digunakan sebagai time on delay generator dan sequential timing.
Prinsip kerja Filter Harmonisa Pasif disusun dari rankaian kombinasi, induktor, kapasitor, dan resistor.
Filter harmonisa pasif tipe parallel di tunjukan pada gambar dibawah ini. Arus Is adalah arus pundamental dan arus Ih adalah arus harmonisa. Dua arus ini disebabkan oleh beban nn linear filter berfugsi untuk mengalirkan arus Ih agar tidak masuk ke jala-jala Vs.



Gambar rangkaian prinsip kerja Filter harmonisa tipe paralel
Ilustrasi prinsip kerja filter harmonisasi tipe seri di tunjukan gambar di bawah. Filter berfungsi menahan arus harmonisa lh dan melewatkan arus pundamental ls. Arus harmonisa ditandai dengan silang untuk menggambarkan arus tidak bisa menglir karena adanya filter seri.





Gambar rangkaian filter harmonisa pasif tipe seri











Gambar rangkaian percobaan.
3.      ALAT DAN BAHAN
3.1.           IC Timer 555
3.2.           Resistor 4k7 ohm dan 120 ohm
3.3.           Kapasitor 0,1 micro farad
3.4.           Kabel jumper
3.5.           Solder / timah
3.6.           Bor PCB
3.7.           Tang potong / jepit
3.8.           Penggaris
3.9.           Papan PCB
3.10.         Pelarut
3.11.         Talang
3.12.         Catu daya DC 6-14 volt
3.13.         Prosedur percobaan
4.      PROSEDUR PRCOBAAN
4.1.Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
4.2.Ukur jarak kaki-kaki komponen
4.3.Gambar tata letak kmponen untuk PCB
4.4.Gsmbsr layout jalur untuk PCB
4.5.Gambar layou jalur pada PCB
4.6.Larutkan papan PCB sampai jalur terbentuk
4.7.Bor titik-titik komponen yang ada pada PCB
4.8.Pasang komponen sesuai dengan tempatnya
4.9.Solder kaki komponen dan potong kaki komponen
5.      PENGUJIAN DAN ANALISA
5.1.Hubung positif catu daya DC pada input rangkaian (dari AKI 12 volt)
5.2.Hubung negatif catu daya DC denga Ground
5.3.Atur tegangan catu daya pada posisi 6 volt
5.4.Hubungkan keluaran “kerangkaian mosfet” ke osiloskop
5.5.Amati apa yang terjadi dan gmbarkan hasilnya lakukan hal yang sama untuk tegangan catu daya yang berbeda
5.6.Lakukan hal yang sama untuk tegangan yang berbeda
5.7.Amati gambar dan simpulkan pengamatan


Tabel pengamatan

No
power supply (V)
Osiloskop
F (KHz)
Vpp
V/div
T/div
Tinggi
Panjang
1
2 Volt
 55.555
0.94
0.2
10 µs
4.7
1.8
2
4 Volt
 1.786
0.42
0.2
0.2 ms
2.1
2.8
3
6 Volt
 1.852
0.44
0.2
0.2 ms
2.2
2.7
4
8 Volt
 1.852
0.44
0.2
0.2 ms
2.2
2.7
5
12 Volt
 1.852
0.44
2.2
0.2 ms
2.2
2.7

 

6.      KESIMPULAN
Jadi inverter merupakan sebuah alat atau rangkaian elektronika daya dimana rangkaian ini digunakan untuk mengubah Arus Direct Curretn (DC) menjadi arus Alternatif Current (AC) dimana rangkaian ini di hubung ke Osiloskop sat dilakukan pengetesan dan di dapat data seperti yang tercantum pada analisa dan gambar gelombang seperti tercantum pada analisis.

B.     PRAKTIKUM INVERTER 1 FASA
1.      TUJUAN
1.1.Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja inverter
2.      DASAR TEORI
Inverter adalah rankaian elektronoka daya yang digunakan untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC. output ssuatu inverter dapat berupa tegangan AC dengan gelombang sinus, gelombang kotak, dan sinus modifikasi. Sumber tegangan inverter dapat berupa battery, , tenaga surya dan tegangan DC yang lain.
2.1.Jenis-jenis inverter
2.1.1.      Berdasaran jumlah fasa output
·      Inverter 1 fasa yaitu: inverter dengan output satu fasa
·      Inverter 2 fasa, yaitu: inverter dengan output 3 fasa
2.1.2.      Berdasarkan pengaturan tegangan
·      Inverter dengan tegangan output diatur konstan
·      Inverter dengan arus output diatur konstan
·      Inverter dengn tegangan input yang dapat diatur
2.1.3.      Berdasarkan bentuk tegangan output
·      Sine wave inverter
·      Sine wave modivied inverter
·      Square wave inverte
Prinsip kerja inverter dapat di jelaskan dengan menggunakan 4 saklar seperti di tunjukan gambar di bawah. Bila S1 dan S2 dalam keadaan ON maka akan mengalir arus DC ke R dari arah kiri ke kanan, jika yang ON adalah S3 dan S4 mka akan mengalir arus ke beban R dari kanan ke kiri.












Gambar rangkaian prinsip kerja inverter
3.      ALAT DAN BAHAN
3.1.         IC IRF540N (2)
3.2.         Resistor 1 KΩ (2)
3.3.         Resistor 5,6 KΩ
3.4.         Transistor BC 549
3.5.         Kapasitor Elco 60 µF 250 volt
3.6.         Induktor 47 mH
3.7.         Kabel jumper
3.8.         Solder dan Timah
3.9.         Tang potong
3.10.      Papan PCB
3.11.      Bor PCB
3.12.      Penggaris
3.13.      Pelarut
3.14.      AKI 12 Volt
3.15.      Function generator
3.16.      Rangakaian pembangkit sinyal
3.17.      Osiloskop
4.      PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Siapkan alat dan bahan yang di perlukan
4.2.Ukur jarak-jarak kaki komponen
4.3.Gambar tata letak komponen untuk PCB
4.4.Gambar layout jalur untuk PCB
4.5.Gambar layout jalur di papan PCB
4.6.Larutkan papan PCB sampai jalur terbentuk
4.7.Bor titik komponen
4.8.Pasang komponen sesuai degnan tempatnya
4.9.Solder kaki-kaki komponen dan potong kaki komponen
5.      PENGUJIAN
5.1.         Hubungkan positif Aki pada input rangkaian (dari AKI 12 Volt)
5.2.         Hubungkan negatif Aki dengan ground
5.3.         Hubung positif function generator pada inpurt (dari pembangkit sinyal)
5.4.         Hubung negatif function generator pada ground
5.5.         Atur pada frekuensi 50 Hz dan sinyal berupa kotak
5.6.         Pasang lampu LHE pada keluaran inverter
5.7.         Amati apa yang terjadi pada lampu LHE dan catat hasil pengamatan
5.8.         Pasang osiloskop pada keluaran function generator di CH1 dan di keluaran inverter pada CH2
5.9.         Amati bentuk sinyal dan gambarkan
5.10.      Ganti function generator dengan rangkaian pembangkit sinyal.
5.11.      Amati bentuk sinyal dan gambarkan
5.12.      Amati lampu LHE
6.      ANALISI
Dari pengujian rangkaian inverter 1 fasa di peroleh data sebagi berikut :
6.1.Tegangan input
6.1.1.      Sumber AKI = 12 volt
6.1.2.      Sumber battery = 9 volt
6.2.Tinggi gelombang
6.2.1.      CH1 = 4,6 div
6.2.2.      CH2 = 2,6 div
6.3.Panjang gelombang
6.3.1.      CH1 = 4,2 div
6.3.2.      CH2 = 4,2 div
6.4.Pengaturan pada osiloskop
6.4.1.      Time/div =5ms
6.4.2.      CH1 V/div = 2v   probe x 1
6.4.3.      Ch2 V/div = 1v    probe x 10
6.5.Untuk mendapat frekuensi di gunakan rumus :
6.5.1.     
6.6.Untuk mendapatkan nilai Vpp di gunakan rumus
6.6.1.     
7.      KESIMPULAN
Jadi inverter 1 fasa adalah inverter yang keluarannya hanya ada 1 fasa saja. Berbeda dengan inveter 2 fasa yang memiliki keluaran 3 fasa. Kedua jenis inverter ini adalah jenis inverter yang berdasarkan jumlah fasa keluaran dari inverter. Masih ada dua jenis inverter lagi yaitu :
7.1.Inverter berdasarkan pengaturan tegangan 
7.1.1.      Inverter dengan tegangn input yang diatur konstan (VFI)
7.1.2.      Inverter dengan arus yang input diatur konstan (CFI)
7.1.3.      Inverter dengan tegangan input yang dapatdiatur
7.2.Inverter berdasarkan bentuk gelombang output
7.2.1.      Sine wave inverter
7.2.2.      Sine wave modified inveter
7.2.3.      Square wave inverter
Jadi itu dalh jenis jenis inverter. Saat merangkai inverter ada beberapa hal yang perlu diperhatikan salah satunya adalah pemasangan IC timer NE555 jangan sampai terbalik, karena jika pemasangannya terbalik rangkaian tidak akan bekerja sesuai dengan yang di harapkan.
Saat memilih inverter ada beberapa hal yang perlu di perhatikan antara lain :
·      Kapasitas beban yang akan disupply inveter dalam watt.
·      Sumber tegangan input inverter yang akan di gunakan DC 12volt atau DC 24volt
·      Bentuk gelombang output inverter, sinewave ataupun squarewave untuk tegangan output AC inverter.

C.     PERCOBAAN MERAKIT PANEL SURYA SECARA SERI DAN PARALEL
1.      TUJUAN
1.1.Mahasiswa dapart memahami prinsip kerja panel surya
1.2.Mahasiswa dapat merakit panel surya
2.      DASR TEORI
Sel surya atau fotovoltaik berasal dari bahasa inggris “photo voltaic”. Kata photo voltaic berasal dari dua kata “photo” berasal dari kata yunani yakni “phos”yang berarti cahaya; dan “volt” adalah nama satuan pengukuran tegangan listrik yang diambil dari nama penemu Alessandro Volta ( 1745-1827). Sebagai pionir dalam mempelajari teknologi kelistrikan.

2.1.Proses konversi energi pada sel surya
             Apabila bahan semi konduktor seperti misalnya bahan silikon diletakkan dibawah pentyinaran matahar, maka bahan silikon tersebut akan melepasakan sejumlah kecil listrik yang biasa disebut efek fotolistrik.
            Yang dimaksud dengan fotolistrik adalah  pelepasan elektron dari permuakaan metal yang disebabkan penumbukan cahaya. Efek ini merupakan proses dasasr fisis dari fotovoltaik merubah energi cahaya menjadi energi listrik. Dengan melepaskan dari ikantannya, elektron tersebut melnyebabkan terbentuknya lubang atau Hole.







Gambar. Konversi cahaya matahari menjadi listrik
2.2.Jenis-jenis sel surya
2.2.1.      Generasi pertama kristal (singgle Crystal)
2.2.2.      Generasi kedua kristal (Polikristal)
2.2.3.      Generasi ketiga, EFG Defined Film Growth Ribbon
2.2.4.      Generasi keempat.
2.3.Degradasi dan masa kerja sel surya
                      Pada umumnya modul surya dapat bertahan 20 hingga 25 tahun, khususnya untuk modul mono-crystalline. Modul type ini dirancang untuk masa operasi selama 30 tahun pada saat perancangan dengan acuan kondisi Lab-test. Sel-sel silikon itu sendiri tidak mengalami kerusakn atau degradasi bahkan setelah puluhan tahun pemakaian, namun demikian, output modul akan mengalami penurunan dengan berjalannya waktu.
2.4.Bertahap diantara lapisan sel-sel itu sendiri.
        Lapisan laminasi modul berfungsi melindungi modul dari uap air akibat kelebaban udara, meskipun tidak 100% kedap.















Gambar. Konstruksi lapisan modul surya
2.5.Hubungan sel surya secara seri dan paralel
Satu sel surya fotovioltaik memberikan suatu tegangan sekitar 0,5v, ini jauh sangat rendah untuk pemakaian. Maka dari itu sebuah modul  fotovoltaik terfiri dari sejumlah sel fotvoltaik, yang dihubungkan secara seri.lihat gambar.
Konvigurasi stndar adalah 36 atau 40 buah sel fotovoltaik dengn dimensi 10x10cm yang dihubungkan secara seri. Ini berarti bahwa akan terjadi sevuah tegangan 1 v yang cukup untuk mengisi sebuah battry 12 volt nominal

Gambar konfigurasi sebuah modul fotovoltaik
2.6.Karaktristik modul fotovoltaik
    Sifat-sifat listrik ari modul fotovoltaik biasanya diwakili oleh karakteristik tegangannya , yang mana disebut juga kurva I-V. Kurv I-V dapt diukur menurut susunan peralatan seperti ditunjukan gambar brikut. Kurva 17 menunjukan arus yang di berikan oleh modul fotovoltaik (Imod) sebagai suatu fungsi dari tegangan suatu modul fotovoltaik pada suatu rasiasi spesifik dan mengatur sel spesifik.















Gambar kurva arus-tegangan dari sebuah modul surya
    Jika sebuah modul fotovoltaik dikenai hbunga singkat (Vimod = 0) maka arus hubung singkat mengalir. Pada keadaan rangkaian terbuka (Iimod = 0), maka modul disebut tegangan tebuka. Daya yang dihasilkan modul fotovoltaik adalah sama dengan hasil kali arus dan tegangan yang dihasilkan modul fotovoltaik :
Rumus 1 : Daya puncak yang dihasilkan modul fotovoltaik
Pmax = Vm x Im lihat gambar berikut.   






                                 

Gambar kurva sebagai fungsi dari tegangan modul fotovoltaik
3.      ALAT DAN BAHAN
Panel surya
Tang potong dan lancip
Psau cutter
Kabel jumper
Multimeter
4.      PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Pasang panel secara seri
4.2.Ukur tegangan total keluaran pasang multimetr pada keluaran panel
4.3.Ukur tengangan total panel
4.4.Buat dan  isi tabel
4.5.Pasang panel secara pararel
4.6.Ulangi langka ke tiga
4.7.Bandingkan tabel dan buat kesimpulan

5.      ANALISIS
Tabel pengukuran panel hubung seri
No
Waktu ke menit
Tegangan out
lux cahaya
jam pengukuran
1
1
95 v


2
5
95 v


3
10
95 v


4
15
95 v


5
20
95 v


Tabel pengukuran panel hubung paralel
No
Waktu ke menit
Tegangan out
lux cahaya
jam pengukuran
1
1
19 v


2
5
19 v


3
10
19 v


4
15
19 v


5
20
19 v


               Pada pengujian yang dilakukan pada modul surya yang di rangkai seri dan paralel di kedaan yang terlindung dari siar matahari lansung dengan kondisi cahaya yang terukur seperti di atas di dapatkan tegangan output, pada saat modul dihubung secara seri menghasilkan tegangan rata-rata sebesar 95 volt, ini di sebabkan kerena modul dirangkai secara seri pada rngkaian seri arus yang masuk sama dengan aarus yang keluar, sedang tegangan berbeda dan menjadi lebih besar. sedangkan saat modul dihubung secara paralel menghasilkan tegangan output rata-rata 19 volt. Ini di sebabkan karena modul dirangkai secara paralel. Pada rangkaian paralel berbunyi tegangan yang masuk sama dengan tegangan yang keluar seang arus yang masuk tidak sama denga arus yang keluar.
6.      KESIMPULAN
Jadi percobaan merakit modul secara seri dan paralel ini saya katakan berhasil karena tegangan output yang di hasilkan baik seri dan paralel itu sesuai dengan yang diharapkan. Adapun pengaru sinar matahari yang tidak lansung menyinari modul surya itu tidak berpengaruh karena pada percobaan yang lain dilakukan di bawah terik matahari tegangan output yang dihasilkan baik di hubung secara seri maupun secara paralel itu sama dengan tegangan output pada percobaan yang dilakukan tidak dibawa sinar matahari langsung. Karena pada percobaan ini digunakan modul jenis monokristal, modul jenis monokristal tingkat efisiensi tegangan outputnya itu sudah lebih baik dibanding dengan jenis yang lain yang harus disinari matahri langsung.
          Jadi untuk menghasilkan tegangan yang di inginkan maka modul surya dihubung secara seri yairu dengan menghubungkan kutub positif dengan kutub negatif modul yang lain. Tegangan yang di dapatkan dengan cara menghubung seri lima buah modul surya masing-masing mempunyai tegangan 18 volt dan menghasilkan 95 tegangan output, tapi arus yang di hasilkan sekitar 2,78 ampere, jumlah ini sama dengan jumlah masing-masing jumlah arus pada modul.
          Untuk mendapat jumlah arus yang lebih besar dari keluaran setiap modul yang dimiliki maka modul di hubung secara paralel, dengan cara mebhubung kutub-kutub yang sama, apabila masing-masing modul mempunyai tegangan output 18 volt, maka tegangan output yang dihasilkanpun hanya 18 volt. Dan masing-masing output menghasilkan arus sebesar 2,78 A, maka arus total yang di hasilkan saat lima modul di hubung seri adalah 13,9 A.

D.    PERCOBAAN MERAKIT AKI SECARA SERI DAN PARALEL
1.      TUJUAN PERCOBAAN
1.1.Mahasiswa dapat memahami prinsip kerja AKI
1.2.Mahasiswa dapat merakit AKI
2.      TEORI DASAR
Salah satu komponen dalam sistem pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik adalah komponen battery, yang merupakan jantung sistem untuk bekerja pada malam hari.
          Battery memiliki fungsi menyimpan energi listrik yang dihasilkan modul surya pada saat matahari bersinar, dan battery akan mengeluarkan kembali energi listrik pada saat modul surya tidak dapat lagi menghasilkan energi listrik. Pada kondisi normal battery digunakan saat malam hari atau saat cuaca berawan, akan tetapi jika terjadi kondisi beban yang berlebih pada siang hari, battery dapat dipergunakan menambah beban yang dihasilakan modul surya.
          Battery Lead-Acid adalah suatu alat yang memamfaatkan reaksi kimia untuk menyimpan energi listrik. Battery Lead-Acid memanfaatkan kombinasi dari pelat timah (lead) dan elektrolit asam sulfat encer (Acid) untuk mngubah energi listrik menjadi energi potensial kimia dan mengubahnya kembali menjadi energi listrik. Battery lead-acid secara umum terdpat dua macam battery yang dibuat manifaktur yaitu:
2.1.Battery starting
    Battery ini dibuat untuk memungkinkan penyalaan mesin atau starting engine. Battery starting memiliki banyak pelat tipis untuk memungkinkan untuk melepas energi listrik yang besar dalam waktu yang singkat.
    Batery starting tidak dapat untuk melepas energi terlalu besar dalam selang waktu yang panjang, karena konstruksi pelat-pelat yang tipis akan cepat rusak pada kondisi tersebut.










Gambar. Battery starting
2.2.Battry Deep-Cycle
    Battery jenis ini dibuat dengan pelat lebih tebal yang memungkinkan untuk melepaskan energi listrik dalam selang waktu yang panjang. Battery Deep-Cycle tidak dapat melepaskan secepat dan sebesar battery starter, tetapi battery ini dimunkinkan untuk dapat menyalakan mesin. Semakin tebal pelat battery maka semakin panjang usiah battery yang diharapkan.






Gambar. Battery Depp-Cycle
Battery Lead-Acid berdasrkan desain kontener                  
2.3.Floodded cell
    Flooded coll adalah desain kontener battery, dimana elektrolit bebas tersediah dalam jumlah berlebih dan produk hasil elektrolisa air (gas H2 dan O2) dapat dikeluarkan secara bebas melalui ventilasi.











Gambar. Konstruksi battery flooded cell
2.4.Sealed Cell
    Adalah desaian kontener yang tertutup rapat dan dilengkapi dengan sebuah valve/katub, yang akan terbuka jika tekanan hasil elektrolisai air melebihi suatu harga tekanan tertentu, untuk melepas gas keluar kontener. Kontener jenis ini lebih dikenal dengan VRLA ( Vlave Regulated Sealed Lead Acid). Kontener battery VRLA tidak mempunyaipenutup sel dan bekerja pada tekanan konstan 1 sampai 4 psi.







Gambar. Sealed Cell atau VRLA
2.5.Sel battery
    Adalah komponen individu terkecil dari sebuah battery yang terdiri dari kontener dimana didalamnya terdapat pelat timah dan tempat elektrolit bereaksi.
2.6.Tegangan sel
    Tegangan sel berkisar antara 2,12 volt pada kondisi battery penuh sampai dengan 1,75 volt pada kondisi battery kososng. Semua battery Lead Acid beroperasi berdasarkan reaksi kimia yang sama.
2.7.State Of Charge
State of Charge (SOC) merupakan sebuah ukuran seberapa penuhnya muatan lestrik dalam battery. Hubungan antara tegangan dengan SOC sangatn bergantung pada kondisi tempertur battery. Battery dengan temperatur rendah akan memperlihatkan tegangan yang lebih rendah pada kondisi penuh bila dibanding dengan battery temperatur lebih tinggi.
2.8.Deep of Discherge
Deep of Discharge (DOD) merupakan ukuran sebenarnya dalam/seberapa banyak muatan lisrik telah dikelurkan dari sebuah battery. Jika battery penuh atau 100% AOC, maka DOD battery tersebut adalah 0% sebaliknya jika jika battery 0% SOC maka DOD battery tersebut adalah 100%.
2.9.Kapasitas Battery
    Kapasitas suatu battery dinyatakan dalam ampere hour (Ah) atau Amper-jam yang merupkan seberpa besar energi listri yang dapat disimpan pada tegangan nominal tertentu,
3.      ALAT DAN BAHAN
Aki
Tang lancip & potong
Pisau cutter
Kabel jumper
Multimeter
4.      PROSEDUR PERCOBAAN
4.1.Pasang aki secara seri
4.2.Ukur tegangan total keluaran
4.3.Pasang multimeter pada keluaran Aki
4.4.Ukur tegngan Aki
4.5.Isi Tabel yang dibuat
4.6.Ulangngi langkah ke tiga
4.7.Bandingkan tabel dan tulis kesimpulan
5.      ANALISIS
              Tabel pengukuran battery di hubung secara seri
NO
Waktu ke menit
Tegangan output
Analog
Digital
1
1
75 v
74,8 v
2
3
75 v
74,8 v
3
6
75 v
74,8 v
4
9
75 v
74,8 v
5
12
75 v
74,8 v










Tabel pengukuran battery yang di hubung secara paralel
NO
Waktu ke menit
Tegangan output
Analog
Digital
1
1
12, 5v
12, 5v
2
3
12, 5v
12, 5v
3
6
12, 5v
12, 5v
4
9
12, 5v
12, 5v
5
12
12, 5v
12, 5v








5.1.Tabel pengukuran battery yang di hubung secara seri 2 paralel3
NO
Waktu ke menit
Tegangan output
Analog
Digital
1
1
25 v
24,96 v
2
3
25 v
24,96 v
3
6
25 v
24,96 v
4
9
25 v
24,96 v
5
12
25 v
24,96 v
         




6.      KESIMPULAN
          Pada percobaan merakit aki sacara seri, paralel, dan seri 2 parlel 3 diperoleh data seperti diataspada rangkaian battery yang ihubung secara seri di dapat tegangan outpu rata-rata 74,8 sampai 75 volt berdsarkan pengukuran multimeter adnalog dan digital itu tandanya tegagan output lebih besar dari tegangan input ini karena battery di hubung secara seri, karena pada rangkaian seri tegangan output lebih kecil dari tegangan input.
          Pada 6 AKI yang di hubung secara paralel, didaptkan dat output seperti yang ada pada tabel diatas, yaitu 12, 5 volt baik pengukuran dengan multimeter analog maupun dengan menggunakan multimeter digital, ini menunjukan bahwa tidak ada tegangan yang bertambah pada output AKI yang dihubung secara paralel, ini disebabkan karena pada rangkaian paralel tegangan yang masuk sama dengan tegangan yang keluar, akan tetapi arus yang keluar akan lebih banyak dari arus yang masuk.
          Pada rangkaian AKI  seri 2 paralel 3 juga di dapatkan data seperti pada tabel diatas, tegangn yang keluar hanya mencapai 25 volt saja, ini di sebabka karena memang dirangkai 6 aki tapi hanya ada 2 AKI yang sirangkai seri yyang lain itu di rabgkai secara paralel, sementara tegangan input rata-rata battery adalah 12,5 volt otomatis tegangan output dari battery adalah 25 volt atau 24,96 volt, ini pada pengukuran multimeter digital, kalau pengukuran dengan menggunakan multimeter analog tegangan output yang dihasilkan adalah 25 volt.


E.     PERCOBAAN MERAKIT PLTS
1.      TUJUAN
2.      DASAR TEORI
3.      ALAT DAN BAHAN
4.      PROSEDUR PERCOBAAN
5.      PENGUJIAN
6.      ANALISIS
7.      KESIMPULA